:-)

Sabtu, 02 Januari 2010

mata kuliah jurusan teknik kimia

1. Pend. Agama
2. Pend. Pancasila
3. Kimia Umum
4. Kimia Analisa
5. Peng. Teknik Kimia
6. Fisika Dasar 1
7. Kalkulus 1
8. Olahraga 1
9. Konsep teknologi
10. Kimia Organik
11. Fisika Dasar 2
12. bahasa Indonesia
13. ATK 1
14. Kalkulus 1
15. Kimia Fisika 1
16. Falsafah Ilmu Peng.
17. Widya Mwat Yasa
18. Olahraga 2
19. Prakt.Pemrograman kompt.
20. Prakt. PTK 1
21. Mekanika Fluida
22. ATK 2
23. kalkulus 3
24. Kimia Fisika 2
25. termodinamika 1
26. BKK
27. Instrumentasi industri
28. Bhsa. inggris tekniik
29. prakt. PTK 2
30. OTK 1
31. Matematika TK
32. Proses transfer
33. termodinamika 2
34. tek. proses kimia
35. kewarganegaraan
36. mata kul pilihan A
37. manajemen industri
38. ekonomi teknik
39. OTK 2
40. PerPan
41. Analisa Numerik
42. proses kimia
43. penanganan limbah
44. utilitas 1
45. utilitas 2
46. mata kul pilihn B
47. pengantar penelitian
48. otk3
49. analisis sistem TK
50. Prakt. DTK
51. PPK1
52. Prakt. numerik
53. kinetika dan katalisis
54. peng. kes. pabrik
55. kuliah lapangan
56. hukum perburuhan
57. PAP
58. Din. proses dan control
59. PPK2
60. Peranc. reactor
61. penelitian + seminar
62. karja praktek
63. skripsi+pendadaran
64. ujian komprehensif

Mata kuliah pilihan A :
1. teknik pembakaran dan dapur
2. mikrobiologi industri
3. teknologi minyak bumi

Mata Kuliah pilihan B :
1. rekayasa biokimia
2. teknologi bahan makanan
3. teknologi keramik
4. teknologi polimer

Jumat, 01 Januari 2010

PRARANCANGAN PABRIK AMONIUM NITRAT PROSES UHDE HIGH DENSITY

PRA RANCANGAN
PABRIK AMONIUM NITRAT PROSES
UHDE HIGH DENSITY

PRARANCANGAN PABRIK ISOPROPILBENZEN DARI PROPILEN DAN BENZEN

PRA RANCANGAN PABRIK
ISOPROPILBENZEN DARI PROPILEN DAN BENZEN

Cumen adalah bahan kimia murni yang dibuat dari propilen dan benzena. Nama lain dari cumen adalah isopropylbenzene, 1-methylethylbenzene dan 2-phenylpropane (Kirk and Othmer, 1999). Rumus bangun cumen digambarkan sebagai berikut (Wikipedia,2007):


Gambar 1.1. Rumus bangun cumen
Proses dasar pembuatan cumen adalah propylalkylation dari benzena pada fase cair dengan menggunakan katalis asam sulfat. Karena kompleksnya reaksi penetralan dan banyaknya langkah recycle, maka proses ini jarang digunakan. Selanjutnya seiring dengan perkembangan jaman, proses pembuatan cumen berkembang menggunakan beberapa katalis diantaranya :
1. Katalis asam fosfat padat
Proses dengan katalis ini membutuhkan regenerasi dengan air yang akan menghasilkan sludge bersifat asam yang sangat korosif.
2. Katalis alumunium klorida
Katalis ini memerlukan asam klorida anhydrous untuk regenerasi sehingga perlu reaktor yang tahan terhadap asam. Limbah yang dihasilkan juga korosif sehingga perlu penanganan yang biayanya mahal (Gimpel, et.al, 1999).
3. Katalis zeolit
Katalis ini lebih baik dibandingkan katalis yang lain karena tidak memerlukan regenerasi dalam waktu yang cukup lama, serta selektivitas dan konversinya sangat tinggi (Sardina, et.al, 1991)
Reaksi pembentukan cumen dari benzena dan propilen adalah sebagai berikut:
C3H6 (g) + C6H6(g) C9H12(g) ….( 1 )
( Cumen )
C9H12(g) + C3H6(g) C12H18(g) ….( 2 )
( Diisopropilbenzena )
Supaya reaksi berlangsung dengan baik, maka ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu (Kaeding, et. al., 1983):
1. Temperatur.
Bila temperature terlalu rendah maka selektivitas pembentukan cumen cukup bagus tapi kecepatan reaksinya rendah. Sedangkan bila suhu terlalu tinggi maka konversinya tinggi namun selektivitasnya rendah. Suhu terlalu tinggi ( di atas 300oC ) akan terbentuk hasil samping n-propilbenzen yang cukup besar.
2. Tekanan.
Bila tekanan terlalu kecil maka konversi reaktan rendah. Tekanan tinggi ( 100 - 500 psi ) menghasilkan konversi yang tinggi pula, namun bila tekanan terlalu tinggi biaya operasi dan alat menjadi mahal.
3. Perbandingan mol reaktan
Benzen dibuat berlebihan terhadap propilen agar konversi propilen dapat tinggi

PRARANCANGAN PABRIK ETIL KLORIDA DARI ETILEN DAN HIDROGEN KLORIDA

PRA RANCANGAN PABRIK
ETIL KLORIDA DARI ETILEN DAN
HIDROGEN KLORIDA

Etil klorid adalah salah satu senyawa kimia yang pada suhu kamar dan tekanan atmosferis berupa gas tak berwarna karena titik didih normalnya adalah 12,2 0C. Gas ini mudah ditekan menjadi cairan yang bening dan jernih. Etil klorid mudah terbakar dengan ujung apinya berwarna hijau menghasilkan uap hidrogen klorid (Mc. Ketta and Cunningham, 1979)
Abad ke-15 etil klorid diproduksi dari etanol dan hidrogen klorid untuk pertama kalinya oleh Valentine. Namun pembuatan etil klorid secara industri baru dimulai pada tahun 1922 di USA sebagai bahan dasar pembuatan TEL yaitu bahan aditif untuk meningkatkan kualitas anti knocking gasolin (Kirk and Othmer, 1979)
Ada tiga macam pembuatan etil klorid secara industri yaitu hidroklorinasi alkohol, hidroklorinasi etilen dan klorinasi etan (Mc. Ketta and Cunningham, 1979)
1. Hidroklorinasi Alkohol
Reaksi antara etanol dan HCl dilakukan pada suhu 150 – 190 0C dengan bantuan ZnCl2. Reaksi yang terjadi adalah :

Keuntungan dari proses ini adalah hasilnya tinggi. Konversi etanol bisa mencapai 90 – 98 %. Namun secara ekonomis kurang bisa bersaing dengan proses yang lainnya yaitu proses dengan bahan baku etilen.
2. Hidroklorinasi Etilen
Reaksi yang terjadi antara etilen dan HCl adalah :

Proses ini bisa dijalankan dalam fase uap dan fase cair, tetapi biasanya dijalankan pada fase uap. Konversi yang bisa dicapai sampai 90 % atas dasar etilen. Operasi dijalankan dalam reaktor gelembung pada suhu 130 – 250 0C dengan menggelembungkan uap etilen dan HCl dalam katalisator AlCl3 cair. Reaksi pada suhu tinggi dapat menyebabkan terjadinya polimerisasi dan dapat merusak katalisator. Kesulitan lain yang dihadapi adalah mengganti katalisator yang sudah tidak aktif lagi serta pendingin yang cukup untuk mempertahankan suhu. (Mc. Ketta and Cunningham, 1979)
Bila dipakai katalisator lain, misalnya zirconium oxychloride maka reaksi ini dilakukan dalam reaktor fixed bed. Kondisi operasi berlangsung pada range suhu yang diijinkan 130 – 300 0C dan tekanan 28,2 atm.
Reaksi ini yang sekarang banyak dipakai dalam industri mengungguli proses yang lain (Mc. Ketta and Cunningham, 1979)
3. Klorinasi Etan
Proses pembuatan etil klorid dengan cara klorinasi etan dapat dijalankan secara termal, fotokimia dan katalitik. Dalam industri biasanya dijalankan secara termal. Reaksi yang terjadi adalah reaksi rantai :



Reaksi sangat eksotermis sehingga pengontrolan suhunya sangat penting. Suhu reaksi berkisar 230 – 450 0C. Suhu yang lebih tinggi bisa menyebabkan etil klorid terurai menjadi etilen dan HCl. Konversi bisa mencapai 78 % basis etan bila perbandingan Cl2 dan etan kira – kira 0,2 dan suhu reaksi 420 0C. (Mc. Ketta and Cunningham, 1979)
Klorinasi dengan katalis berlangsung pada suhu 380 – 440 0C. Katalisator yang biasa dipakai adalah cuprichloride dan zirconium. Klorinasi dengan bantuan cahaya reaksinya hampir sama dengan bantuan panas.

PRARANCANGAN PABRIK ACETYLENE DARI CALCIUM CARBIDE DAN AIR

PRA RANCANGAN PABRIK
ACETYLENE DARI CALCIUM CARBIDE DAN AIR

Acetylene yang disebut juga dengan gas Carbide merupakan senyawa yang
penting. Karena dapat digunakan sebagai bahan dasar untuk pembuatan senyawa-senyawa lain yang mempunyai arti penting dalam industri-industri lainnya. Acetylene merupakan salah satu senyawa hidrokarbon alifatis yang tidak jenuh, tidak berwarna, sedikit berbau, larut didalam alcohol, aceton, dan sangat mudah terbakar. Pada awal penemuannya di akhir abad ke 19, Acetylene hanya digunakan untuk peneragan, kemudian di kembangkan pemakaiannya dalam pengelasan logam. Pada saat sekarang ini Acetylene telah banyak digunakan sebagai bahan baku pada industri petrokimia dan juga untuk keperluan lainnya.

1.2.1 Macam – Macam Proses
Dalam pembuatan gas Acetylene berdasarkan pada skala komersial, proses pengolahannya dapat menjadi 3 proses pokok yaitu :
1. Proses Hidrokarbon Dengan Pembakaran Partial
CH4 + 2O2 ----> CO2 + 2H2O
2CH4 -----> C2H2 + 3H2
Yield yang dihasilkan pada proses ini adalah sebanyak 30%
Untuk mendapatkan gas Acetylene dipakai bahan baku berupa hidrokarbon alam dan oksigen, kemudian dibakar sehingga terjadi proses Pirolisa yang akan menghasilkan polimer-polimer. Polimer-polimer ini akan terserap dengan menggunakan Dimethil formaldehyde sehingga dihasilkan gas Acetylene murni. Pada proses ini dibutuhkan panas yang cukup tinggi (1315 oC), sehingga menyebabkan banyaknya terjadi reaksi samping dengan demikian proses akan menjadi kompleks dan rumit. Selain itu pada proses ini terdapat juga gas buang yang memungkinkan Acetylene akan ikut terbawa kelingkungan. Bahan baku yang digunakan hanya Hydrocarbon saja dan konversi yang diperoleh lebih kecil dibandingkan dengan proses Carbide.
2. Proses Hidrokarbon Dengan Cara pirolisa
C4H10 ---> CHCH + C2H4 + CO + H2
C2H4 ---> CHCH + H2
2CH4 ---> CHCH + 3H2
Dari proses ini yield yang dapat dihasilkan sebanyak 25% - 50% yield
Untuk mendapatkan gas Acetylene bahan baku yang dipakai adalah Hidrokarbon seperti metan, etan, butan, etilen dan gas alam. Steam diumpankan kedalam dapur regenarasi, sehingga terjadi proses pirolisa. Setelah itu produk diendapkan dengan elektrolistatis dan dilakukan pemurnian gas. Produk akhir yang dihasilkan adalah gas Acetylene dengan hasil samping yang lain. Proses ini tidak berbeda jauh dengan proses hidrocarbon dengan pembakaran partial, selain membutuhkan panas ( energi ) yang besar, proses ini juga akan menghasilkan reaksi samping, serta memerlukan beberapa alat tambahan untuk kelanjutan prosesnya. Konversinya tidak berbeda jauh dengan proses pembakaran partial dan lebih kecil dibandingkan dengan proses carbide (Kirk and Other vol A-4 )
3. Proses Carbide
CaC2 + 2H2O ---> CHCH + Ca(OH)2
Pada proses carbide didapatkan yield sebanyak 93%-95% yield
Untk mendapatkan gas Acetylene dipakai bahan baku CaC2 dan H2O yang diumpankan kedalam reactor. Setelah gas Acetylene terbentuk, pengotor atau impuritisnya dapat di murnikan. Proses pemurnian gas ini dengan menggunakan air dan larutan sodium Hypochlorite sebagai penyerapnya. Produk akhir yang akan didapatkan adalah gas Acetylene kering dengan kemurniaan mencapai 99%.